Gunung Pulosari : Kecil – Kecil Cabe Rawit

Hell-O Banten!

Gunung Pulosari - Banten
Gunung Pulosari – Banten

Kecil – kecil cabe rawit mungkin adalah kata – kata yang pas dan pantas disandang oleh Gunung Pulosari ini. Bagaimana gak? Gunung berapi aktif dengan tinggi 1.346 mdpl ini adalah gunung yang tidak terlalu tinggi di kawasan Banten namun mempunyai jalur yang lebih pedes dari cabe rawit deh.

Kali ini gue dapet kesempatan untuk explore Banten, dan ternyata masih banyak orang yang “ngaku” Pencinta Alam, traveler sejati, tapi sama sekali gak tahu dimana letak Gunung Pulosari, bahkan mereka gak tahu kalau di Banten menyimpan banyak keindahan bukan hanya Baduy atau pantainya. Tapi juga gunungnya, bukan hanya Pulosari, tapi ada juga si gagah perkasa Gunung Karang.

Seperti biasa perjalanan kali ini mungkin namanya “Road Trip to Banten” ngelilingin Banten bawa mobil dan liat banyak hal yang berbeda dari keramaian kota. Sehabis dari Baduy, gue, Cemoonnkk, Dede dan Roy ngelanjutin perjalanan gue ke Gunung Pulosari, disusul dengan Obe yang gak mau kalah nyusul ke Banten dari Jakarta, tapi kali ini gue memilih untuk tek – tok (aduh gue gak suka kata – kata ini, kesannya gue udah paling jago dna cepet naik gunung, padahal mah aduuuhhhh…saya mah masih belajar :))

Pemandangan Sepanjang Road Trip Banten
Pemandangan Sepanjang Road Trip Banten

Day Trip Trekking Pulosari dimulai dari Pandegelang ada satu tempat namanya Mengger kalau gak salah, dari situ ada pertigaan. Gue sih gak hapal kalo naik angkot, gak hapal juga nama tempatnya dan yang jelas saat itu gue ditemenin sama orang Banten namanya Apet dia berdua sama temennya yang gayanya necis banget pakai sepatu converse persis perti orang mau piknik, tapi baguslah dia masih pake sepatu daripada mereka yang pakai sandal. Gue juga ditemenin oleh guide empat orang salah satu diantara mereka adalah orang dari Dinas Pariwisata Banten.

Ada satu warung “emak” begitu gue memanggilnya, warung kecil yang terletak gak jauh dari pertigaan, yang jelas warung itu adalah tempat singgah para pendaki yang mau ke Pulosari. Emak ini sudah tua namun masih aktif banget, dan beliau sangat baik. Cemoonnkk menitipkan mobilnya di parkiran warung emak dan bergegas kami semua menuju Pos Pendakian Gunung Pulosari. Sebuah Pos yang dikelola oleh warga setempat, lumayan banyak motor yang parkir disitu padahal itu bukan hari libur. Kawasan Pulosari ini dikelola oleh Perhutani dan warga setempat.

Jalan Menuju Pulosari
Jalan Menuju Pulosari

Selesai berdoa, gue dan temen – temen memulai pendakian target kami sih kalau bisa yah muncak namun kembali lagi kita liat kondisi alam. Jalur pendakian Pulosari sudah tertata rapi dikelilingi banyak pohon kopi dari perkebunan warga. Setelah jalan kurang lebih satu jam, tibalah di Pos Registrasi lagi, dimana setiap pendaki akan dikenakan biaya seiklasnya untuk menjaga kebersihan Gunung Pulosari. Tapi buat kalian yang mau ngecamp atau bermalam di Pulosari Rp. 5.000 –  10.000 per kepala.

Curug Putri
Curug Putri

Istirahat sejenak, dan disudut jalan sudah ada curug Putri dan saat itu lagi ramai pengunjung yang lagi pada mandi ah itu pemandangan yang bodoh! Jelas bodoh, mereka mandi dan keramas pakai sabun & sampo jelas itu salah, karena sebagian aliran air dari curug putri masih digunakan warga untuk kebutuhan hidup sehari – hari. Selain itu sih pemakaian bahan zat kimia dari sampo dan sabun tersebut bisa merusak ekosistem di Pulosari.

Gue dan temen – temen mutusin untuk lanjut naik daripada ngeliatin pemandangan orang mandi dan pacaran. Dan mulai terlihat jalur asli pendakian gunung Pulosari, welcome to the jungle! Gilaaa cyiiinnn itu tanjakan tinggi bener, tapi seru! Cuma harus hati – hati dengan bebatuan yang sudah dipenuhi lumut tentunya sangat licin.

Pulosari - Abex

Jalur Pulosari
Jalur Pulosari

Jalur dilanjutkan dengan tanah yang becek dan licin banget, perlahan dan harus tetap focus. Terkadang jalur yang ditempuh berupa tanah lumpur, kemudian akar pohon yang melintang, dan tentunya Pulosari dipenuhi hutan tropis yang rindang tapi entah kenapa udara hari itu begitu panas. Dari kejauhan disela sela dedaunan terlihat Gunung Karang, salah satu gunung yang cukup sulit juga di Banten. Pulosari masih mempunyai sumber air tapi hanya di curug Putri karena dikawasan Kawah Sumber air sudah tercampur dengan belerang.

DSC_0246

Misty - Pulosari
Misty – Pulosari

Setelah 2 jam lebih berjalan akhirnya sampai juga di Kawah Ratu Gunung Pulosari, tapi sayang oh sayang kawah Pulosari terturup kabut tebal dan hujan dong. Gue dan temen – temen pun mutusin untuk gak jadi muncak Pulosari. Seperti yang gue selalu bilang bahwa puncak bukanlah segalanya tapi pulang dengan selamatlah yang utama. Kenapa gitu? Karena saat kabut jalur Pulosari untuk muncak cukup berbahaya, terlalu beresiko buat semua pendaki. Jalur terjal dan licin disertai pemandangan yang tertutup kabut tebal sangat beresiko.

Kawah Ratu - Pulosari
Kawah Ratu – Pulosari
Billy in Action
Billy in Action
Aktifitas Belerang di Kawah Pulosari
Aktifitas Belerang di Kawah Pulosari
Lunch Break!
Lunch Break!

Setelah makan siang, akhirnya gue dan temen – temen mutusin untuk turun dan jelas perjalanan menuruni tanjakan terjal tentu saja adalah hal terseru sekaligus menambah penderitaan dengkul gue :p terpelanting, kepeleset berkali – kali mah udah biasa. Tapi seru banget!

Abex in action :p
Abex in action :p

 

Gue dan temen – temen mutusin untuk duduk – duduk cantik di Curug Putri sambil istirahat. Minum air yang seger, nikmatin pemandangan Pulosari, dan deket – deket air terjun tuh rasanya adeeemmmm banget sama deh rasanya kalo aku lagi deket sama kamuuuhhh… iiyyaahh kamuuuhh #eeeeaaa

Perjalanan Pulosari sudah usai, gue balik ke Carita dengan niat mau camping di Pantai tapi apa daya pas lagi barbeque tiba – tiba hujan, angin petir datang. Untung ikan gue gak kehujanan, kalo kehujanan bisa – bisa dia balik lagi berenang ke laut (sumpah ini tulisan terjayus yang gue tulis)..

Tapi yang jelas BBQ malam itu nikmat banget, senikmat harga Ikan, cumi dan teman – temannya yang dijual di pasar dengan harga kaya main tembak – tembakan. Malam segera larut, hujan gak berhenti, gak mungkin tidur di mobil 5 orang gitu, sementara tenda sudah basah kuyub kebanjiran. Akhirnya gue mutusin untuk sewa Vila.. yaahh begini deh ngaku bekpeker tapi lebih seneng jadi “bekeper”

*gue masih mikirin dimana gue simpen foto – foto BBQ yang gagal tapi jadi makan malam yg ruarrr biasa dengan rasa plus plus :p*

Selamat malam Banten.. selamat tidur semesta.. besok lanjut lagi keliling Bantennya :)

Photo by Abex – Billy Djokosetio – Roy

~Abex~